evil-world.com – RI Ekspor Impor Listrik Aturannya jadi topik panas di 2025, dengan PLTS atap ekspor 100% ke PLN dan impor dari Malaysia untuk Kalimantan. Rencana ekspor ke Singapura EBT hijau juga maju. Aturan dasar Permen ESDM No. 26/2021 dan revisi 2023 hapus ekspor PLTS atap ke PLN, tapi impor/ekspor antarnegara via kesepakatan bilateral. Artikel ini ulas , mekanisme, contoh, dan prospek, berdasarkan ESDM, Bisnis.com, dan X (29 Oktober 2025, 09:00 WIB).
Aturan PLTS Atap Ekspor-Impor
Pertama-tama, Permen ESDM 26/2021 izinkan PLTS atap ekspor ke PLN 100% kWh, impor dari PLN. Selain itu, selisih ekspor kurangi tagihan bulan berikutnya. Dengan demikian, pelanggan hemat biaya. Oleh karena itu, RI Ekspor Impor Listrik Aturannya dorong EBT.
Impor Listrik dari Malaysia
Selanjutnya, Indonesia impor listrik dari Malaysia untuk Kalimantan Barat. Selain itu, kesepakatan bilateral 2020 dukung kebutuhan perbatasan. Untuk itu, 50 MW dari Sarawak. Dengan demikian, stabilkan pasokan.
Rencana Ekspor ke Singapura
Lebih lanjut, rencana ekspor 2 GW EBT ke Singapura 2025. Selain itu, kabel bawah laut via Batam. Untuk itu, Pertamina NRE bangun PLTS. Dengan demikian, RI Ekspor Impor Listrik Aturannya untungkan ekonomi.
Revisi Permen ESDM 2023
Kemudian, revisi 26/2021 hapus ekspor PLTS atap ke PLN. Selain itu, fokus konsumsi sendiri. Untuk itu, kapasitas PLTS atap max 100% daya tersambung. Dengan demikian, RI Ekspor Impor Listrik Aturannya prioritas mandiri.
Prospek 2025 dan Dampak
Terakhir, target EBT 23% 2025. Selain itu, ekspor Singapura Rp 10 T/tahun. Untuk itu, impor Malaysia lanjut. Dengan demikian, RI Ekspor Impor Listrik Aturannya tingkatkan transisi energi.
Kesimpulan
RI Ekspor Impor Listrik Aturannya PLTS atap 100%, impor Malaysia, ekspor Singapura. Oleh karena itu, dukung EBT. Dengan demikian, pantau revisi. Mulai hijau!
