evil-world.com – BI Borong SBN Rp 270 Triliun jadi strategi Bank Indonesia (BI) ekspansi likuiditas moneter sepanjang Januari-Oktober 2025, total Rp 269,97 triliun (dibulatkan Rp 270 triliun). Gubernur BI Perry Warjiyo sebut ini sinergi moneter-fiskal dengan pemerintah, termasuk debt switching Rp 199,9 triliun. Langkah ini stabilkan rupiah di tengah ketidakpastian global. Artikel ini ulas , kronologi, manfaat, risiko, dan prospek, berdasarkan laporan BI, Bloomberg Technoz, CNBC Indonesia, dan X (3 November 2025, 09:00 WIB).
Kronologi Pembelian SBN
Pertama-tama, BI mulai borong SBN sejak Januari 2025 untuk ekspansi likuiditas. Selain itu, hingga 30 Oktober 2025, total Rp 269,97 triliun dari pasar sekunder. Dengan demikian, debt switching Rp 199,9 triliun dengan Kemenkeu. Oleh karena itu, BI Borong SBN Rp 270 Triliun bagian 4 langkah moneter BI.
Manfaat Stabilitas Rupiah
Selanjutnya, pembelian SBN stabilkan rupiah dari Rp 16.500/USD awal tahun ke Rp 16.200/USD. Selain itu, kurangi volatilitas pasar. Untuk itu, sinergi dengan penurunan suku bunga 100 bps menjadi 4,75%. Dengan demikian, BI Borong SBN Rp 270 Triliun dukung pertumbuhan 5,5% 2025.
Risiko dan Penurunan SRBI
Lebih lanjut, posisi Surat Berharga Bank Indonesia (SRBI) turun dari Rp 923,53 triliun Januari ke Rp 782,62 triliun Oktober. Selain itu, risiko inflasi jika non-produktif. Untuk itu, BI tegas kebijakan pro-market. Dengan demikian, BI Borong SBN Rp 270 Triliun bijak.
Debt Switching dengan Pemerintah
Kemudian, debt switching Rp 199,9 triliun biayai program Asta Cita Prabowo. Selain itu, bagi bunga 50:50. Untuk itu, dukung 3 juta rumah, koperasi merah putih. Dengan demikian, BI Borong SBN Rp 270 Triliun sinergi fiskal.
Prospek 2026 dan Target
Terakhir, target BI Rp 150 triliun 2025, capai Rp 270 triliun. Selain itu, intervensi NDF pasar luar. Untuk itu, #BIBorongSBN viral X. Dengan demikian, BI Borong SBN Rp 270 Triliun optimis.
Kesimpulan
BI Borong SBN Rp 270 Triliun ekspansi likuiditas sinergi fiskal. Oleh karena itu, stabilkan rupiah. Dengan demikian, pantau 2026. Dukung kebijakan!
